Pengalamanku Mengajar Pada Awal Berdirinya FSRD Trisakti (Bag. 2)

LETTERING

Pada catatanku terdahulu, aku bilang aku mengajar menggambar, tipografi dan fotografi. Tentang mata kuliah menggambar telah aku paparkan. Pada kesempatan ini aku akan ceritakan pengalamanku mengajar tipografi. Tipografi? Nanti dulu! Rasanya waktu itu, di tahun 70-an, aku belum kenal dengan yang namanya tipografi. Di Seni Rupa ITB Bandung aku tidak mendapat pelajaran tipografi, tapi lettering. Mevrow Groeber mengajariku bagaimana membuat huruf secara manual dengan menggunakan alat-alat gambar. Peralatan tersebut berupa pensil, dua buah penggaris segi tiga, jangka, trekpen dan tinta hitam oost Indisce Ink atau tinta Cina. Untuk warna digunakan plakkaat verf, atau cat poster. Pelajaran teknik membuat huruf secara manual itulah yang aku berikan pada mahasiswa saat itu. Lettering, maaf, bukan tipografi.
Katanya, komputer masuk Indonesia tahun 1967, tapi si canggih yang merupakan sahabat para designer grafis saat ini, waktu itu belum masuk perguruan tinggi. Jadi, setiap mahasiswa dituntut untuk trampil membuat huruf secara manual. Terutama untuk judul poster, iklan koran atau majalah, judul buku, brosur dan sebagainya. Untuk teks poster dibuat denga spidol kecil. Untuk teks iklan dan brosur dibuat dengan tempelan guntingan teks dari koran atau majalah. Kadang-kadang, judul poster yang masih berupa outline huruf, kelihatan sudah OK tersusun rapih, namun ketika sudah diisi warna nampak berobah jaraknya. Untuk itu, mahasiswa mengakalinya pertama dengan membuat guntingan huruf dari kerta berwarna, kemudian disusunnya pada kertas poster, lalu direkatnya dengan lem. Aman.
Kira-kira pada penghujung tahun 70-an mulai dikenal adanya huruf gosok. Huruf yang penempelannya pada kertas dengan cara digosok. Merek yang pertama muncul adalah Letraset made in Inggris. Disusul Mecanorma fabrique au Perancis. Terakhir, buatan Indonesia Rugos, singkatan dari huRUf GOSok. Pertama kali aku dengar nama letraset, aku kira letraset itu artinya huruf setingan atau hurufgosok, bukan merek produk. Pernah aku ke toko buku bertanya “Ada letraset merek Mecanorma?” Bego banget, he-he-he.

Letraset-boegen
Letraset 7
Letraset 5
Letraset (Sumber: Google)
Dalam perkembangannya, huruf gosok tidak hanya menyediakan warna hitam tapi juga biru merah dan putih. Selanjutnya, diperkaya dengan huruf display, huruf ukuran besar untuk judul iklan dan buku. Ada juga huruf dekoratif. Bahkan kemudian, dilengkapi dengan gambar-gambar untuk arsitektur. Ada gambar orang, mobil, pohon, kapal terbang dan sebagainya, dalam berbagai ukuran. Untuk teks-bohongan ada juga blind text. Di era 80 – 90an, huruf gosok ini menjadi sahabat karib mahasiswa desain grafis.
Untuk menyusun suatu teks, diperlukan ketrampilan menempel dan menggosok setiap huruf yang disususn satu persatu. Butuh kesabaran, ketekunan kerapihan dan ketelitian.
Siapa saja yang pernah bergelut dengan huruf gosok, tentu akan terkenang pengalamannya yang mengasyikan, dengan suka dukanya tempel dan gosok. Sukanya, kalau pekerjaan telah selesai, senangnya bukan main. Hasilnya mirip barang cetakan. Dukanya, kalau ada kesalahan. Salah pilih huruf, mestinya huruf “n” dipasang “h”. Yang seperti ini tidak sulit, tinggal kita hapus dengan mengerok huruf yang salah lalu diganti huruf yang benar. Tapi, kalau satu huruf terlewat? Tidak seperti komputer, tinggal selikpkan, semua huruf bergeser sendiri. Huruf gosok? Minimal satu baris harus dikerok. Jadi, biarkan saja, asal tidak merobah arti kalimat. Ada juga lucunya. Kehabisan huruf “a” diganti dengan huruf “e” dibalik. Untuk huruf ”A” besar digunakan huruf “V” besar dibalik. Dan berbagai akal-akalan lainnya. Keasyikan huruf tempel lainnya ialah dalam mendesain dengan huruf. Dia dapt diletakkan di mana saja, dalam posisi miring,jungkir-balik, bahkan bertumpuk
Kejayaan huruf gosok mulai redup di akhir tahun 90-an, digantikan peranan komputer yang mulai masuk kampus. Huruf gosok sekarang tinggal kenangan, bagi yang pernah bersahabat dengannya.

Contoh design yang dibuat dengan huruf gosok (Letraset) Sumber: Google.

letraset1
letraset2
letraset4
Letraset 3

Tinggalkan komentar